Disdik Kalteng Padukan Pendidikan Gratis dan Digitalisasi, Reza: Satu Rumah Satu Sarjana Bukan Sekadar Slogan

Palangka Raya, lintasfakta.net – Upaya Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Pemprov Kalteng) dalam membangun sektor pendidikan tidak hanya berhenti pada tahap pemberian bantuan biaya, tetapi juga menyentuh pembenahan sistem dan pemanfaatan teknologi. Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kalteng, Muhammad Reza Prabowo, menjelaskan bahwa program sekolah gratis dan kuliah gratis di Kalteng dipadukan dengan digitalisasi pendidikan untuk memastikan pemerataan kualitas layanan.

Dalam forum bersama Kemdiktisaintek dan Komisi X DPR RI, Reza memaparkan bahwa program Satu Rumah Satu Sarjana yang diinisiasi Gubernur H. Agustiar Sabran menjadi roh dari berbagai kebijakan pendidikan di Kalteng. Melalui program ini, setiap rumah diharapkan memiliki minimal satu anggota keluarga yang menempuh pendidikan tinggi, sehingga peningkatan kualitas SDM berlangsung secara merata.

“Setiap tahun ada 10.000 anak yang kita bantu agar bisa kuliah. Ini bukan slogan, tapi program nyata yang terus kita dorong secara bertahap. Tujuannya jelas, agar tidak ada anak Kalteng yang berhenti sekolah atau kuliah hanya karena faktor biaya,” tutur Reza (6/11/2025). Program ini kemudian diperkuat dengan skema kerja sama dengan perguruan tinggi melalui pembagian tanggung jawab pembayaran UKT.

Di saat yang sama, Disdik Kalteng mendorong percepatan digitalisasi di seluruh SMA, SMK, dan SKh. Reza menegaskan bahwa 100 persen sekolah menengah di Kalteng kini sudah terhubung dengan sistem digital yang dikembangkan oleh Disdik. Sistem ini memungkinkan pemantauan aktivitas sekolah sekaligus membuka ruang bagi pembelajaran jarak jauh.

Untuk menjangkau daerah yang selama ini terkendala akses infrastruktur dasar, Pemprov Kalteng menghadirkan layanan internet melalui Starlink dan menyediakan panel surya untuk sekolah-sekolah yang belum memiliki pasokan listrik. Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar di daerah pelosok dapat tetap berlangsung dan terhubung dengan guru-guru yang berada di pusat kota.

“Kami ingin memastikan bahwa anak di desa dan di kota sama-sama mendapat akses pembelajaran yang berkualitas. Guru di ibu kota bisa mengajar secara virtual ke pelosok berkat dukungan teknologi ini,” jelas Reza. Ia menambahkan bahwa Kalteng juga mendorong adanya insentif bagi guru-guru yang aktif mengajar melalui platform digital.

Kombinasi antara program pendidikan gratis dengan digitalisasi ini diharapkan dapat mempercepat peningkatan mutu pendidikan di Kalteng. Reza menilai, jika program tersebut didukung oleh regulasi dan anggaran dari pusat, bukan tidak mungkin Kalteng akan menjadi salah satu model praktik baik pembangunan pendidikan di Indonesia.

“Semua yang kami lakukan bermuara pada satu tujuan besar, yaitu mewujudkan Kalteng Berkah, Kalteng Maju, dan Kalteng Sejahtera melalui jalur pendidikan. Pendidikan adalah kunci perubahan, dan kami berupaya memastikan kunci itu bisa dipegang oleh seluruh anak Kalteng,” pungkasnya.(via/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *