Kapuas – Pemerataan pendidikan bukan sekadar program pusat atau provinsi. Di Kalimantan Tengah (Kalteng), pendidikan sedang dibangun dari bawah—dari desa, damang, dan tokoh masyarakat sebagai mitra strategis perubahan.
Hal ini tercermin dalam pertemuan koordinasi lintas level pemerintahan yang digelar Selasa malam (6/5/2025) di Hall Rumah Jabatan Bupati Kapuas, melibatkan Gubernur, Wakil Gubernur, Plt. Kepala Dinas Pendidikan, hingga kepala desa dan damang se-Kabupaten Kapuas. Acara ini menjadi forum penting untuk menyatukan langkah pembangunan, terutama dalam sektor pendidikan yang kini menjadi poros utama pembangunan manusia di Bumi Tambun Bungai.
Dalam kesempatan tersebut, Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kalteng, Muhammad Reza Prabowo, menegaskan bahwa transformasi pendidikan harus menjadi gerakan bersama yang menyentuh sampai ke desa.
“Tidak mungkin pembangunan pendidikan berhasil kalau hanya dijalankan di level atas. Kita perlu keterlibatan desa—dari kepala desa, tokoh adat, hingga damang. Karena mereka yang paling tahu kebutuhan dan tantangan nyata di lapangan,” ujarnya.
Reza menekankan pentingnya integrasi program digitalisasi pembelajaran—seperti TV interaktif dan papan tulis digital—hingga ke pelosok desa. Menurutnya, pendidikan digital bukan hanya milik kota.
“Digitalisasi bukan hanya soal teknologi, tapi tentang membuka akses dan harapan bagi anak-anak di desa. Ini bukan kemewahan, ini kebutuhan,” tegasnya.
Gubernur Kalteng H. Agustiar Sabran turut hadir dan menyampaikan bahwa pembangunan Kalimantan Tengah harus dimulai dari desa sebagai titik pangkal pembangunan.
“Kalau desa kuat, provinsi akan sejahtera. Tidak boleh lagi ada ketimpangan antara desa dan kota. Ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo dalam Asta Cita,” ucap Gubernur.
Ia juga menyebut bahwa kepala desa dan damang adalah ujung tombak pembangunan, bukan sekadar pelaksana administratif.
“Kita butuh kepala desa dan damang yang bukan hanya menjalankan program, tapi ikut menyusun arah perubahan,” ujarnya.
Reza juga menyoroti pentingnya menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif di tingkat desa. Ia mengajak kepala desa dan tokoh adat untuk menjadi penjaga harapan anak-anak di daerahnya.
“Kami tidak hanya bicara soal gedung sekolah. Kami bicara tentang rasa aman, dukungan keluarga, dan kehadiran masyarakat dalam pendidikan anak-anaknya,” jelas Reza.
Program-program pendidikan, lanjutnya, akan diselaraskan dengan pembangunan sosial dan infrastruktur agar sejalan dan saling menguatkan. Termasuk di dalamnya program Sekolah Rakyat dan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dirancang untuk menjangkau anak-anak di wilayah tertinggal.
Bupati Kapuas, Wiyatno, menyampaikan apresiasi atas perhatian Gubernur dan Dinas Pendidikan. Menurutnya, sinergi ini akan mempercepat peningkatan kualitas hidup masyarakat Kapuas.
“Kami siap mendukung penuh arahan dan kebijakan Pemprov Kalteng. Ini bukan hanya soal pendidikan, tapi soal masa depan daerah kita,” katanya.
Pertemuan tersebut juga dihadiri Wakil Gubernur H. Edy Pratowo, jajaran Forkopimda, kepala perangkat daerah provinsi dan kabupaten, serta para tokoh lokal, menjadi simbol konkret bahwa masa depan pendidikan Kalteng sedang dibangun melalui kekuatan gotong royong dari desa hingga provinsi.(red)